Saturday, March 7, 2009

Sepeda Tua : Eksistensi historis dan hobi

Dulu sepeda ikut menentukan "derajat" seseorang. Merk sepeda seperti BSA, Humber, Rudge, atau Raleigh disimbolkan sebagai kendaraan bangsawan. Namun, masuknya kendaraan bermesin membuat sepeda ditinggalkan. Sepeda tak lagi menjadi simbol kemewahan, tapi justru makin akrab dengan kesederhanaan.

Meskipun begitu, citra sepeda pada masa lalu tetap terekam, dan menjadi nilai berharga. Tak kalah dengan motor atau mobil antik, sepeda kini menjadi benda koleksi berharga. Makin tua nilai historisnya, makin tinggi pula harganya. Akhirnya, beberapa merk sepeda tua seperti Asele, Burgres, Raleigh, Turangga, Simking, BSA, Humber, Gazelle, atau Rudge, jadi buruan berharga tinggi.

Sejak itu, tumbuh semangat untuk memelihara dan menyayangi sepeda tua dengan mempertahankan ke"tua"annya. Mengganti bagian yang usang dengan spare parts asli, mempertahankan keaslian sepedanya, atau berburu spare parts asli, mulai dari mengontak sesama penghobi, belanja kenegara asal sepeda via internet, hingga mengunjungi daerah yang masih banyak memiliki pengguna sepeda tua, seperti Yogyakarta, Kutoarjo, kawasan Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Seperti hobi lain pada umumnya, sepeda bisa menjadi penyalur minat yang positif. Meluangkan waktu untuk merawat sepeda tua bisa menjadi alternatif melepas penat. Menggosok tiap bagian sepeda, berburu sepeda, dan aksesori asli, atau berkumpul dengan sesama penghobi, bisa mendatangkan kebahagiaan tersendiri. Terlebih lagi saat mengendarainya, bisa menyehatkan dan membanggakan.

Pertemuan orang2 dengan kecintaan yang sama pada sepeda tua, bisa mendorong terbentuknya komunitas penghobi sepeda tua. Didalamnya, akan muncul beragam aktifitas, mulai dari kumpul2, bertukar informasi dan spare parts, hingga konvoi berkala. Jaringan penghobi sepeda tuapun meluashingga dunia maya, keberbagai negara di seluruh penjuru dunia.

0 comments:

Post a Comment

Please, give you're opinion!