Sunday, March 1, 2009

Era Baru Street Fighter

Genre fighting menempati posisi penting dalam dunia video game. Karena dalam genre yang kompetitif inilah, para penggemar game bisa beradu satu-lawan-satu, untuk membuktikan siapa yang paling lihai mengendalikan karakter. Dan dalam genre fighting, tidak ada yang menandingi kebesaran nama Street Fighter buatan Capcom.

Sudah cukup lama serial ini vakum. Terakhir kalinya Capcom merilis Street Fighter III: 3rd Strike pada tahun 1999. Para penggemar genre fighting kemudian disibukkan oleh serial Guilty Gear dan The King of Fighters (untuk dunia 2D), atau Tekken dan Soul Calibur (untuk dunia 3D).

Pertengahan tahun lalu, Capcom menggebrak dengan menghadirkan Street Fighter IV. Gebrakan ini terasa baik di dunia 2D maupun di dunia 3D. Penyebabnya adalah grafis game ini yang menggunakan poligon yang tergolong canggih, tapi menampilkan sistem pertarungan yang tetap 2D.

Versi arcade Street Fighter IV menggunakan teknologi arcade board Type-X milik Taito. Daigo Ikeno, perancang karakter yang dikenal lewat Street Fighter III: 3rd Strike, menampilkan karakter dengan proporsi yang tergolong realistis. Tapi, karakter beserta lansekapnya lebih mirip lukisan aliran naturalisme ketimbang "orang sungguhan". Kesan itu diperkuat oleh berbagai efek visual guratan kuas, mirip seperti dalam game action Okami (yang juga keluaran Capcom).

Meski grafisnya 3D, pemain tetap bertarung layaknya game 2D, sebagaimana seri-seri Street Fighter yang lain. Pemain kembali berurusan dengan enam tombol serangan. Tiga tipe pukulan dan tiga tipe tendangan. Jurus-jurus legendaris yang dikenal para penggemar selama belasan tahun masih ada, lengkap dengan serangan kombinasi (combo) dan jurus super.

Tapi, Capcom menunjukkan kreativitasnya dengan memperkenalkan elemen baru yang disebut Saving System. Teknik ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah menangkis serangan lawan, mirip teknik blocking dalam Street Fighter III. Kemudian bisa disusul bagian kedua yang menyerang balik lawan.

Pemain punya keleluasaan dalam menggunakan teknik ini. Misalnya lewat pengaturan tangkisan (berdasarkan tempo menekan tombol), atau melakukan pembatalan jurus. Saving System ini didesain sebagai alternatif bagi teknik combo yang sudah sangat umum. Teknik baru ini juga memudahkan pemain mendekati lawan dengan berjalan horizontal, bukan dengan melompat sebagaimana yang sering dilakukan oleh para ahli teknik combo.

Elemen baru lainnya adalah jurus Ultra, yang lebih dahsyat dibandingkan jurus Super yang selama ini diterapkan. Jurus ini ditandai oleh sebuah Revenge Meter, yang terisi setiap kali karakter terkena serangan lawan. Begitu penuh, maka jurus Ultra bisa dilepaskan.

Jurus Ultra ini sebenarnya tidak terlalu inovatif, karena agak mirip teknik Desperation yang biasa diterapkan oleh game fighting buatan SNK Playmore. Tapi, yang paling menarik adalah tampilannya. Kamera akan bergerak otomatis, menampakkan adegan serangan yang dramatis. Ini merupakan salah satu pamer efek visual dari Capcom.

Arah yang dituju Capcom memang mudah dibaca. Di era mesin generasi terbaru ini, game fighting 3D naik daun karena tampilan visualnya realistis. Seri-seri Tekken dan Soul Calibur terbaru mengikis kekaguman terhadap grafis 2D beranimasi superhalus yang ditampilkan oleh Street Fighter III dan serial Guilty Gear. Game Street Fighter IV ini membuka cakrawala baru dalam performa grafis game fighting 2D.

Dan mulai pekan lalu, game ini bisa dinikmati oleh lebih banyak orang lagi, karena Capcom merilisnya untuk mesin home-system PlayStation3 dan Xbox 360. (Sumber: JawaPos)

0 comments:

Post a Comment

Please, give you're opinion!